Laju Perubahan Garis Pantai Kecamatan Sayung, Demak – Jawa Tengah 2008-2018

Kategori: Artikel Litbang 2020 Dibuat: Senin, 24 Februari 2020 Diterbitkan: Senin, 24 Februari 2020 Ditulis oleh Koko Ondara

denah

Laju perubahan garis pantai (periode 2008 – 2018)

Abrasi yang terjadi di Kecamatan Sayung selama 20 tahun terakhir diperkirakan yang terbesar di kawasan pantai utara dan selatan Jawa dan bahkan di Indonesia. Luas kawasan yang terkena erosi mencapai 2.116,54 hektar yang menyebabkan garis pantai mundur sepanjang 5,1 kilometer dari garis pantai di tahun 1994 lalu. Dari data yang dikumpulkan serta dianalisis secara deskriptif diketahui bahwa daerah pesisir di Kecamatan Sayung yang terkena banjir rob pada ketinggian 0,25 m adalah Desa Sriwulan, Desa Surodadi, Desa Bedono dan Desa Timbulsloko. Dampak banjir rob antara lain: kerusakan bangunan tempat tinggal, salinitas air tanah, kerusakan lahan tambak, dan, kehilangan lahan, serta kerusakan pada kendaraan atau peralatan kerja. Respon masyarakat terhadap banjir rob yang terjadi yakni masyarakat tetap tinggal dan pindah atau mengungsi. Adaptasi dilakukan pada bangunan tempat tinggal, ketersediaan air bersih dan pada lahan tambak. Adaptasi pada bangunan tempat tinggal yaitu meninggikan lantai rumah, meninggikan rumah dan atapnya, membuat tanggul, membuat saluran air (Desmawan, 2015).

Laju perubahan garis pantai pada periode ini berkisar antara -553.3 – 20.4 m/tahun, yang terbagi menjadi kisaran laju abrasi sebesar -0.3 – -553.3 m/t, laju akresi sebesar 0.1 – 20.4 m/t dan tidak dijumpai adanya daerah pesisir yang tidak mengalami perubahan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa abrasi adalah kejadian paling dominan di lokasi penelitian. Kemunduran garis pantai pada periode ini terjadi di 1/8 garis pantai Desa Bedono, seluruh pesisir Desa Timbulsloko, dan 90% garis pantai Desa Surodadi. Laju abrasi terbesar ditemukan di Desa Bedono sebesar -553.3 m/t, sedangkan yang terkecil yaitu hanya sebesar -0.3 m/t berada di pesisir Desa Tambakbulusan. Total area yang mengalami abrasi pada periode ini mencapai 10.036.190 m2 yang tersebar di kelima desa. Secara visual dapat terlihat bahwa Desa Bedono mengalami abrasi yang sangat parah, bahkan Desa Sidogemah dan Desa Purwosari yang berada tepat di bawahnya juga terkena dampak abrasi Desa Bedono.

Berbanding terbalik dengan abrasi, kejadian akresi hanya dialami oleh Desa Sriwulan, Bedono dan Tambakbulusan dengan akresi tertinggi sebesar 20.4 m/t ditemukan di Desa Surodadi. Kejadian ini meliputi area seluas 161.455 m2, yaitu hanya mencapai 2% dari total wilayah pesisir yang mengalami perubahan.

Pin It
Dilihat: 2921