Rapat Koordinasi dan Ramah Tamah Lingkup Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumbar dan Dinas Kabupaten/Kota Serta UPT Pusat di Sumbar

Kategori: Berita 2017 Diterbitkan: Selasa, 10 Januari 2017 Ditulis oleh Yunianto

Pada hari kamis tanggal 5 Januari 2017 DKP Provinsi Sumatera Barat mengadakan rapat koordinasi lingkup keluatan dan perikanan seluruh dinas dan unit pelaksana teknis(UPT) pusat di Sumatera Barat. Hampir seluruh kepala dinas dan kepala UPT hadir dalam rapat ini.  Acara ini diadakan di ruang rapat gedung baru DKP Prov. Sumbar dan dipimpin langsung oleh Kepala DKP Prov. Sumbar Bapak Yosmeri. Selain perkenalan gedung dan ruang rapat baru, beliau juga memperkenalkan beberapa pejabat baru di lingkungan DKP Prov. Sumbar.

Acara dilanjutkan dengan perkenalan dari perwakilan DKP dan UPT di daerah Sumbar.  Rapat ini merupakan agenda rutin awal tahun DKP Prov. Sumbar sebagai media untuk mempererat hubungan antara DKP prov.Sumbar dengan DKP Kabupaten, DKP Kota maupun UPT Pusat. Dalam rapat ini dibahas mengenai isu-isu terbaru dan refleksi kegiatan-kegiatan di tahun 2016.

Bapak Yosmeri dalam sambutannya menyampaikan beberapa kegiatan yang telah dilakukan di tahun dan beberapa kegiatan yang akan dilanjutkan di tahun 2017. Tahun ini proses pengalihan kewenangan DKP daerah ke DKP Prov Sumbar sudah selesai. Ini berarti semua gaji dan anggaran akan berpusat di DKP Prov. Sumbar.  Kendalanya sekarang adalah keterbatasan personel untuk beberapa pelabuhan di Sumbar, dan dalam masa transisi ini diharapkan tidak sampai ada gangguan dalam pembayaran gaji pegawai. Anggaran untuk operasional kapal untuk 2017 sudah dianggarkan semua oleh DKP Prov. Sumbar.

Poin-poin penting di tahun 2016 dan 2017 adalah:

  1. Pengembangan pengelolaan budidaya mutiara di Sumbar. Program ini merupakan usaha Sumbar untuk meningkatkan keanekaragam potensi Sumbar sehingga kedepannya Sumbar tidak hanya terkenal dengan wisata kuliner dan songketnya.
  2. Kematian massal ikan di danau Maninjau. Hal ini menjadi isu yang paling menonjol di akhir-akhir tahun 2016. Di tahun 2017 diharapkan akan ditemukan solusi untuk mengurangi atau menanggulangi masalah ini, sehingga para pembudidaya ikan di danau Maninjau tidak mengalami kerugian yang besar setiap tahunnya.
  3. Mulai banyaknya bagan di danau Singkarak, padahal bagan-bagan di laut mulai di larang. Bagan-bagan yang ada sekarang mulai mengancam keberadaan ikan bilih di danau tersebut. Jangan sampai ikan bilih yang merupakan ikon dari Sumbar hilang karena adanya bagan-bang tersebut.
  4. Gerakan gemar makan ikan harus sudah mulai digalahkan lagi tahun ini. Sebagaimana diketahui bersama ini merupakan program untuk meningkatkan tingkat konsumsi ikan di masyarakat kita untuk mencerdasakan generasi penerus di masa datang. Dalam beberapa penelitian didapati bahwa makan ikan dapat meningkatkan kecerdasan anak dan beberapa manfaat baik lainnya. Kegiatan ini juga nantinya dapat meningkatkan ekonomi nelayan dan para pembudidaya ikan. Selain itu diharapkan semakin banyak variasi dalam pengolahan ikan sehingga masyarakat maupun turis yang datang ke Sumbar dapat menemukan hasil-hasil olahan ikan yang tidak ada didaerah lain.
  5. Pulau-pulau terluar di Sumbar (Kepulauan Mentawai) pada tahun ini akan menjadi program strategis nasional. Pulau-pulau terluar menjadi fokus pengembangan tahun ini tidak hanya dalam hal pertahanan dan keamanan, tetapi pengemmbangan ekonomi khususnya di bidang kelautan dan perikanan.
  6. Program Konservasi Ikan-ikan langka atau hewan laut langka yang ada di Sumatera Barat. Sebagaimana kita ketahui bersama ada beberapa hewan-hewan laut langka atau ikan langka yang ada di Sumbar ini masih di tangkap nelayan untuk dikonsumsi dagingnya maupun telurnya, di tahun ini diharapkan hal-hal yang demikian itu tidak terjadi lagi di Sumbar. Penjualan telur penyu yang marak beberapa tahun yang lalu sudah berhasil dihentikan dan sekarang masyarakat sudah mulai terlibat dalam proses konservasi penyu dan menggunakan sebagai daya tarik wisata yang cukup menjanjikan.

 

Pin It
Dilihat: 992