Berita Terbaru
STOP !!! JANGAN MEMBERI MAKAN IKAN DI LAUT...!!!
Jangan memberi makan ikan di laut !
1. Ikan akan bergantung terhadap manusia sebagai sumber makanan dan akan lupa pada alga/planton,dll sebagai sumber makanan alami
2. Ikan akan terbiasa dengan habitat manusia dan akan lebih agresif mendekati manusia.
3. Memberi makan ikan kecil, akan mengumpulkan mereka dalam jumlah banyak dan berpotensi mengundang predator/pemangsa ikan kecil tersebut serta berbahaya bagi manusia pemberi makan
4. Beberapa jenis makanan tidak baik untuk ekosistem karang seperti roti karena roti mengandung ragi.
5. Memberi makan berupa ikan yang sudah mati, akan mengundang ikan predator yang lebih agresif seperti hiu karena ikan yang sudah mati masih mengandung darah dan hiu sangat peka terhadap darah
Jurnal Internasional "TENDENCY FOR CLIMATE-VARIABILITY-DRIVEN RISE IN SEA LEVEL DETECTED IN THE ALTIMETER ERA IN THE MARINE WATERS OF ACEH, INDONESIA"
Pada tahun 2017, Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir (LRSDKP), telah melakukan kajian terhadap kerentanan dan sumber daya pesisir di Pulau Weh Provinsi Aceh yang dikoordinatori oleh Peneliti Nia Naelul Hasanah Ridwan. Kajian tersebut dilakukan dengan bantuan Universitas Syah Kuala dan dinas KP Kota Sabang. Dari hasil penelitian tersebut akhirnya salah satu artikel ilmiah dinyatakan lolos dan di terbitkan dalam International Journal of Remote Sensing and Earth Science pada Desember 2019. Adapun Judul Artikel pada jurnal yang terindeks SINTA 2 tersebut adalah: “Tendency For Climate-Variability-Driven Rise in Sea Level Detected in the Altimeter Era in the Marine Waters of Aceh, Indonesia ”. Kontributor utamanya adalah Guntur Adhi Rahmawan (Peneliti bidang geomatika) dan Ulung Jantama Wisha (Peneliti Bidang Oseanografi Terapan).
Jurnal “Sediment Accumulation Rate in Sayung Coast, Demak, Central Java Using Unsupported 210Pb Isotope”
Pada tahun 2018, Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir (LRSDKP), telah melakukan kajian terhadap abrasi di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak yang dikoordinatori oleh Peneliti Koko Ondara. Kajian tersebut dilakukan dengan bantuan Pusat Riset Kelautan serta Universitas Diponegoro.