Penelusuran Permasalahan Dinamika Pesisir (Akresi-Abrasi) di Kab. Pesisir Selatan
Permasalahan yang sering terjadi di muara sungai adalah banyaknya endapan di muara sungai atau sedimentasi. Erosi yang terjadi di darat menghasilkan sedimen yang masuk atau terbawa ke aliran sungai, serta sedimen yang berasal dari laut masuk ke alur sungai melalui muara sungai akan mengakibatkan sedimentasi yang terjadi di muara sungai.
Untuk mengetahui tingkat sedimentasi yang terjadi, maka dilakukan analisa laju sedimentasi. Laju sedimentasi dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor yang berasal dari sungai dan faktor yang berasal dari laut atau faktor hidro-oseanografi. Permasalahan sedimentasi serta abrasi di beberapa pantai di Kab. Pesisir Selatan menjadi sebuah ancaman baik terhadap kawasan pemukiman, pariwisata maupun pengembangan budidaya tambak.
Berlatarbelakang sebuah penelitian yang dilakukan oleh LRSDKP dengan tajuk “Identifikasi Abrasi dan Kenaikan Muka Air Laut Untuk Mendukung Kawasan Budidaya Perikanan di Sumatera Barat”, merupakan sebuah riset terintegrasi untuk mengungkap semua fenomena dinamika pesisir. Untuk mengetahui laju sedimentasi yang terjadi di muara sungai, segenap tim riset LRSDKP melakukan beberapa pengukuran laju sedimen dengan alat sedimen trap hasil inovasi mandiri.
Dua lokasi muara sungai berdasarkan interpretasi dan sudut pandang geologi dan hidro-oseanografi, maka Muara Sungai Bantiang Kec.Koto XI Tarusan dan Muara Sungai Surantih, Kec. Sutera dilakukan pengukuran laju sedimentasi. Diharapkan hasil pengukuran laju sedimentasi tersebut dapat menjadi bahan rekomendasi penentuan karakteristik bangunan pelindung pantai tepat guna untuk Kab. Pesisir Selatan. Kegiatan pengukuran dilakukan selama 3 hari 13-15 September 2021 termasuk instalasi alat sedimen trap yang dibantu oleh Dinas Perikanan Kab. Pesisir Selatan.
Dilihat: 1209