Kegiatan survei "KAJIAN POTENSI ARKEOLOGI MARITIM SITUS KAPAL TENGGELAM UNTUK PENGELOLAAN WISATA BAHARI BERKELANJUTAN DAN PENGUATAN NARASI SEJARAH DAN BUDAYA MARITIM DI TIDORE"

Kategori: Artikel Litbang 2021 Diterbitkan: Kamis, 08 April 2021 Ditulis oleh Guntur Adhi Rahmawan

1617870109 picsay

Masyarakat dunia lebih mengenal rute perdagangan “Jalur Sutra” dibanding “Jalur Rempah”. Padahal, Jalur Rempah memberi pengaruh pada kehidupan Indonesia dan dunia di masa kini. Rempah telah diperdagangkan berabad lamanya sebelum masehi.

Perdagangan ini menempuh Asia Selatan hingga Timur tengah dan Eropa, dilakukan oleh pedagang Arab dan Cina. Di masa itu rempah-rempah miliki peranan penting bagi kehidupan, mulai dari urusan citarasa masakan, hingga mengawetkan mayat. Kekayaan alam yang unik tersebut menarik perhatian bangsa Spanyol untuk melakukan kegiatan perdagangan antara Ternate-Tidore. Perjalanan bangsa Portugis menuju kepulauan Maluku (Ternate-Tidore) berawal dari hasil kajian Ferdinand Magellan terhadap surat dari sahabat dekatnya yang bernama Francisco Serro di Malaka, tentang Spice Island (Kepulauan rempah-rempah/Maluku) yang baru ditemukan.

Berdasarkan hal tersebut Magellan berpikir untuk melakukan pelayaran ke pulau Maluku melalui pelayaran ke barat. Pelayaran Magellan didukung oleh Raja Charles V dengan menjadikan Magellan sebagai komandan armada yang membawahi lima kapal yakni Trinidad, San Antonio, Concepcion, Victoria dan Santiago. Namun pada perjalanan pelayaran tersebut terjadi beberapa hambatan, salah satunya setibanya Magellan di Filipina pada 27 April 1521 terlibat perang di pantai Mactan dengan penduduk setempat dan akhirnya Magellan dibantai beserta sekitar 30 orang awak kapalnya. Misi Pelayaran Magellan akhirnya dilanjutkan oleh Juan Sebastian Elcano untuk menuju kepulauan rempah-rempah (Nontiji, 2018).Pada 6 November 1521 bangsa Spanyol tiba di Pulau Tidore yang di komandai oleh Kapten Juan Sebastian del Cano dengan kapal yang bernama Trinidad dan Victoria.

1617870988 picsay

Berdasarkan latar historis tersebut TIM Loka Riset Sumber Daya Pesisir pada tanggal 25 Maret sd 31 Maret 2021 yang beranggotakan Nia Naelul Hasanah Ridwan, Guntur Adhi Rahmawan, Mugianto, dan Armed Armedi beserta tim dari BPCB Maluku dan BPCB Jambi melakukan kegiatan Survei penyelaman di kelurahan Soasio dan Kelurahan Tongowai. Kegiatan penyelaman yang dikawal oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tidore Kepulauan dilakukan untuk mengetahui kondisi ekosistem serta pengangkatan artefak yang sebelumnya pernah diidentifikasi pada tahun 2019 oleh tim dari LRSDKP. Dari kegiatan tersebut ada beberapa artefak beserta sampel kayu yang akan dianalisis mengenai umur dari benda temuan tersebut.

 

Pin It
Dilihat: 1087